Novel Dunia Sophie ini, menerangkan akan
adanya ilmu filsafat. Bermula dari seorang gadis kecil yang bernama Sophie Amundsend.
Ketika
temannya bernama Joanna beranggapan bahwa otak manusia seperti komputer yang sangat
canggih, Soophie tidak sepakat dan mulai berpikir dari pertanyaan tadi.
Pada
suatu hari Sophie menemukan sebuah amplop surat di kotak surat. Pada amplop
putih tertulis “Sophie Amundsend, 3 clover close”. Tidak disebutkan siapa
pengirimnya dan tak ada perangkonya. Ia terus membuka surat itu dann didalamnya
terdapat secarik kertas yang berbunyi: “siapakah kamu ? “.
Dia
tidak tahu. Dia adalah Sophie Amundsend, tapi membolak-balik sebuah pertanyaan
kepada bayangannya. “siapakah kamu ?”. Kamu adalah aku. Aku adalah kamu. Bahkan
dia merasa aneh bahwa dia merasa aneh bahwa tidak mengenal siapa dirinya.
Timbul lagi suatu pertanyaan ketika dia sedang asyik menatap cermin. “Apakah manusia itu?”. Ketika saat itu Sophie mulai memikirkan tentang hidup selamnya. “Adakah kehidupan setelah kematian ?. “Pikirnya setelah mengingat belum lama ini neneknya meninggal dunia. Hal yang sama terjadi sebaliknya hanya dengan membangkitkan perasaan mendalam bahwa suatu hari orang pasti mati, maka dia dapat menghargai betapa senangya dia bias hidup. “Pikirnya”.
Dia
terperanjat ketika mendapati bahwa dalam kotak surat hijau terdapat sebuah
amplop putih lain, yang bertuliskan namanya pula. “dari mana datangnya dunia”.
Dikatakan
disitu. Surat-surat misterius itu telah membuat kepala Sophie pusing. Diapun
pergi menyendiri di sarangnya. Sophie telah menemukan lubang kecil di pagar
tanaman kuno sejak dia mengingat. Ketika dia merayap kesana dia memasuki sebuah
rongga diantara semak-semak. Rongga itu seperti sebuah rumah mungil. Dia tahu
tak seorangpun dapat menemukannya disana. Dia mulai memprotes. Tentunya segala
sesuatu yang ada itu ada permulaannya. Pada satu titik, sesuatu pasti berasal
dari ketiadaan. Maka hanya tinggal satu kemungkina: tuhan selalu ada. Tapi dia
menolak kemungkinan itu ! segala sesuatu yang ada harus ada permulaannya. Dia
menemukan sebuah surat yang beralamatkan : Hilde Moller Knag, Sophie Amundsend,
3 Clover Close. Yang berisi kartu
ucapan ulang tahun. Siang ini, dalam hanya waktu 2 jam, dia telah dihadapkan 3
masalah: pertama, siapa yang telah
meletakkan dua amplop putih dikotak suratnya, yang kedua, adalah
pertanyaan-pertanyaaan sulit yang harus tertulis dalam kedua surat tersebut.
Masalah ketiga, adalah siapakah Hilde Moller Knag dan mengapa Sophie yang
dikirimi kartu ulang tahunnya.
Sophie
mulai berpikir jauh. Mengapa kebanyakan orang tidak membicarakan
tentang-tentang “apakah manusia itu’ ? atau tentang apakah dunia itu dan
bagaimana ia menjadi ada. Sophie dengan tiba-tiba menjadi keasyikan untuk
mencari tahu siapa dirinya dan dari mana datangnya dunia sehinngga dia tidak
punya waktu lagi untuk bermain badminton.
Ketika
dia menutup pintu gerbang, dia mendapati namanya tertera diatas salah satu
amplop besar. Sewaktu membaliknya, tertulis dibagian belakang : “pelajaran
filsafat. Hati-Hati.”
Didalam
amplop itu ada 3 halaman ketikan yang disebutkan dengan penjepit kertas. Yang
pertama bertema. “Setelah membaca amplop 3 halaman itu, sophie sadar bahwa
filosof itu benar. Orang-orang dewasa menganggapa dunia sebagaimana adanya.
Mereka telah membiarkan diri terbuai dalam tidur yang memabukkan dari
eksistensi mereka yang membosankan. Dia pun mulai faham dengan filosof yang ada
yang telah menyelamatkan. Yang membuat dia menyodorkan pertayaan-pertanyaan
aneh kepada ibunya. Sehinnga sang ibu mengira kalau Sophie telah terbawa oleh
obat-obatan terlarang yang dapat membuatnya menjadi gila.
Dan
kembali melihat kotak surat dan menemukan sebuah amplop coklat yang namanya
yang tertera disana. Diapun menarik keluar halaman-halaman ketikan baru dan mulai
membaca. Disitu bertemakan “gambaran Mitologis Dunia”. Didalamnya dipaparkan
penjelasan mengenai filsasfat. Juga dijelaskan perkembangan dari cara pikir
mitologis menuju cara pikir yang didasarkan pengalaman dan akal. Tujuan para
filosof yunani awal adalah menemukan penjelasan-penjelasan alamiah dan bukannya
supernatural untuk berbagai filosof alam. Dia pun mulai mengarang cerita. Dia
tahu bahwa orang-orang selalu ingin menjelaskan proses alam. Barangkali mereka
tidak dapat hidup tanpa penjelasan-penjelasan semacam itu. Dan bahwa mereka
menciptakan berbagai mitos pada masa sebelum ada sesuatu yang dinamanakan
sains. Ibunya memanggil Shopie dari ujung taman. “Sophie, ada surat untukmu!
tapi tak ada perangkonya, ibunya mengira itu surat cinta. Itu adalah salah satu
amplop putih kecil. Ketika Shopie naik ke kamarnya, dia menemukan 3 pertanyaan
didalam amplop tadi, yaitu :
·
Adakah dzat dasar yang
menjadi bahan untuk membuat segala sesuatu ?
·
Dapatkah air berubah
menjadi anggur ?
·
Bagaimana tanah dan air
dapat menghasilkan seekor katak hidup ?
Sophie
menganggap pertanyaan-pertanyaan itu sangat tolol. Tapi bagaimanapun juga
ketiganya terus berdengung di kepalanya sepanjang malam. Pada hari berikutnya,
ketika dia pulang dari sekolah, ada sebuah amplop tebal yang sedang menantinya
di kotak surat tadi. Surat itu ada beberapa judul diatasnya : yang pertama
berjudul “proyek para filosof”, yang kedua “para filosof alam” yang terdiri
dari sebab, yaitu tiga Filosof yang mellitus, tidak ada yang dapat muncul dari
kehidupan, segala sesuatu mengalir, empat unsur dasar, sesuatu dari segala
sesuatu dalam segala sesuatu. Setelah membaca, diapun segera keluar dari
sarangnya. Dari bab-bab yang sudah dibacanya dalam surat itu. Muncullah
gagasan-gagasan baru dalam pemikiran Sophie. Bahwa air biasa tidak akan pernah
dapat berubah menjadi selain es / uap. Air tidak akan dapat menjadi semangka,
sebab bahkan semangka terdiri atas lebih dari sekadar air. Setidak-setidaknya,
dia harus mempelajari dengan sangat cermat bagaimana air membeku menjadi es dan
kemudian meleleh lagi. Parmanides tidak mau menerima gagasan tentang perubahan
dalam bentuk apapun, dan empedodes pasti
juga sangat cerdas, karena dia membuktikan bahwa dunia pasti terdiri dari satu
zat saja. Itu memungkinkan terjadinya seluruh perubahan alam tanpa ada
sesuatupun yang benar-benar berubah.
Sophie tidak yakin apakah dia benar-benar percaya bahwa sumber dari segala
sesuatu itu sesungguhnya tanah, udara, api, dan air. Namun pada prinsipnya,
Empepodes benar. Salah satunya kita menerima perubahan-perubahan yang dapat
kita lihat dengan mata kita sendiri adalah mengakui adanya lebih dari satu
bahan dasar. Sophie merasa semakin tertarik pada Filsafat sebab dia dapat
mengikuti semua gagasan dengan menggunakan akal sehatnya sendiri. Dia
memutuskan bahwa Filsafat bukanlah sesuatu yang kita pelajari, namun barangkali
kita dapat belajar untuk berpikit secara Filosofis.
Dia menemukan lagu amplop putih,
siphie mulai melihat pola pengiriman itu, setiap sore dia akan menemukan sebuah
amplop coklat besar. Dia naik ke kamarnya dan membuka amplop itu. Hanya ada
satu pertanyaan hari ini. Namun yang ini lebih konyol jika di bandingkan 3
pertanyaan sebelumnya. “mengapa lego merupakan permainan yang paling cerdik di
dunia ?” lagi pula dia tidak dapat memahami sama sekali kaitan apa yang di
mungkin ada antara lego dan filsafat.
Apalagi
yang di tuntut orang sebuah mainan ? Sophie memutuskan bahwa Lego memang dapat
disebyt sebagai mainan paling cerdik di dunia. Tapi apa kaitanya itu dengan
filsafat tidak terjangkau oleh pikirannya. “Mengapa orang-orang berhenti
bermain ketika mereka bertambah dewasa ?”.
Ketika
Sophie tiba dari sekolah berikutnya, ada beberapa halaman lagi untuknya dalam
sebuah amplop coklat besar, dia membawanya ke kamar dan segera membacanya, tapi
pada saat yang sama dia harus memusatkan pandanganya ke kotak surat.
“TEORI
ATOM”
Itulah
hal yang di bahasa dalam surat tersebut. Dia nerasa bahwa gagasan-gagasan
Democritus itu sangan sederhana namun sangat cedik. Dia telah menemukan solusi
nayata bagi masalah tentang “bahan dasar dan perubahan” . Masalah ini demikian
rumitnya sehingga para filosof telah di buat pusing olehnya selama bebera[a
generasi. Dan pada akhirnya Democritus telah memecahkannya dengan menggukan
akal sehat sendiri. Mau tak mau Sophie tersenyum. Pasti benerlah bahwa alam itu
tersusun dari bagian-bagian kecil yang tidak pernah berubah. Pada saat yang
sama Heraclitus benar sekali dengann beranggapan bahwa semua bentuk di alam ini
“Mengalir” Karena setiap orang mati, binatang mati, bahkan jajaran gunung pun
lambat laun hancur. Masalahnya adalah jajaran gunung itu terdiri atas
bagian-bagian sangat kecil yang tak dapat dipecah dan tidak dapat hancur.
Pada
saat yang sama Democritus telaj memunculkan beberapa pertanyaan baru, misalnya,
dia mengatakan bahwa segala sesuatu terjadi secara mekanis. Dia tidak mau
menerima bahwa ada kekuatan spiritual dalam kehidupan. Tidak seperti Empedocles
dan Anaxagoras. Democritus juga percaya bahwa manusia tidak mempunyai jiwa yang
kekal.
Munkinkah
sophie yakin akan hal itu ?
Dia tidak tahu. Namun dia baru saja mulai pelajaran
filsafatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar